Kamis, 08 Oktober 2020

Pengaruh Agama dan kebudayaan Islam di Indonesia

A.    Proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia

1.      Sekilas tentang Agama Islam

Agama Islam lahir di Mekkah, Arab Saudi. Agama ini diyakini sebagai Agama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada umat manusia melalui utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Beliau lahir pada tahun 570 M. Sejak umur 7 tahun beliau telah menjadi yatim piatu dan asuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan selanjutnya oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak usia 12 tahun, beliau sering mengikuti dan membantu pamannya berdagang. Selanjutnya pada usia 25 tahun, beliau menikahi khadijah.

Pada bulan ramadhan 610 M, saat berusia 40 tahun, Muhammad didatangi oleh malaikat jibril di sebuah gua yang disebut gua hira. Malaikat jibril menyerukan kata “Iqra” yang artinya bacalah. Terjadilah dialog panjang antara Muhammad dengan Malaikat Jibril. Melalui dialog ini nMuhammad diangkat menjadi Rasul Allah dan disitu dimulailah proses turunnya Al-Qur’an, kitab suci Agama Islam.

Khadijah dan Shabat-sahabat Nabi, seperti Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah tercatat sebagai pemeluk Islam pertama. Sekitar tahun 613 M, Nabi Muhammad menyebarkan Agama Islam secara lebih terbuka. Tantangan terbesar datang dari suku quraisy dan pendukung Mekkah sebab ajaran Nabi Muhammad dianggap menghancurkan agama asli (watsani) sert6a kekuasaan merek atas ka’bah. Setelah sekitar tiga belas tahun menyebarkan agama Islam di Mekkah, Nabi Muhammad bersama pengikutnya memutuskan untukhijrah ke yatsrib, yang kelak bernama Madinah. Peristiwa yang dikenal dengan nama hijrah ini kemudian digunakan sebagai awal penanggalan Islam.

Di Madinah, Islam berkembang pesat. Adapun di Mekkah, Nabi harus melalui berbagai rintangan dan terpaksa terlibat serangkaian perang dengan suku quraisy. Pada tahun 630, nabi berhasil membebaskan kota Mekkah, Nabi harus melalui berbagai rintangan dan terpaksa terlibat serangkaian perang dengan suku quraisy. Pada tahun 630, Nabi berhasil membebaskan kota Mekkah dari suku quraisy. Pascaperang, orang-orang quraisy dan penduduk Mekkah mulai memeluk Agama Islam, dan ka’bah menjadi kiblat ibadah umat Islam. Hal ini kemudian diikuti banyak suuku lain yang berdiam di jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW wafat pada 6 Juni 632 M pada usia 63 tahun.

2.      Teori teori tentang masuknya agama islam ke nusantara

Ada tiga teori mengenai proses masuknya agama Islam ke nusantara, yaitu sebagai berikut:

a.       Teori gujarat

Menurut teori ini, yang didukung oleh snouck hurgronje, W.F Suttherheim, dan B.H.M. Vleke, islam ke nusantara sekitar abad XIII, dibawa oleh para pedagang Islam dari gujarat, India. Ada dua bukti yang mendukung teori ini, pertama batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, sulta Samudra Pasai meninggal tahun 1297 yang bercorak gujarat india. Kedua tulisan marco polo pedagang dari venesia yang menyatakan pernah singgah di perlak (peureula) pada tahub 1292 dan mendapati banyak penduduknya beragama Islam serta peran pedagang India dalam  penyebaran agama tersebut.

b.      Teori Mekkah

Menurut teorin ini yang didukung oleh Buya Hamka dan J.C van leur, pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara sekitar abad VII, dibawa langsung oleh para pedagang Arab. Buktinya adalah adanya pemukiman Islam tahun 674 di Baros, pantai sebelah barat Sumatera. Bukti nlain terkait hal ini adalah sebelum abad XIII ditemukan makam fatimah binti maimun di gresik Jawa Timur (berangka tahun 1082) sert6a makam Islam tralaya dengan angka jawa kuno.

c.       Teori Persia

Menurut teori yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat ini, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad XIII. Bukti pendukung teori ini adalah adanya upacara Tabot-upacara memperingati meninggalnya husain bin ali cucu Nabi Muhammad-di Bengkulu dan Sumatera Barat (Tabuik) setiap tanggal 10 Muharram atau 1 Asyura.

 

B.     Jalur-jalur penyebaran Islam di Indonesia

1.      Jalur Perdagangan

Merupakan metode penyebaran Islam yang paling kentara, bahkan dapat dikatakab sebagai jalur pertama dan utama penyebaran awal Islam. Para pedagang itu menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan-lahan masuk kelingkaran pusat istana. Sementara itu, karakteristik kultur pesisir yang mudah menerima serta terbuka terhadap hal-hal baru merupakan faktor lain yang memudahkan penyebaran agama dan kebudayaan Islam.

2.      Jalur perkawinan

Saluran penyebaran Islam selanjutnya adalah melalui perkawinan. Pedagang-pedagang dan juga keluarganya menikah dengan perempuan peribumi, putra-putri para bangsawan adipati, dan bahkan dengan anggota keluarga kerajaan. Perkawinan anak-anak kaum bangsawan (adipati) ataupun raja punya dampak lebih. Perkawinan juga tidak hanya terjadi antara para saudagar dan rakyat pribumi biasa atau antara para saudagar dan kaum berdarah biru, tetapi juga diantara putrputri kesultanan Islam itu sendiri. Contoh: perkawinan antara Kertabhumi (Brawijaya V) raja Majapahit dengan putri Champa. Comtoh lain perkawinan antara prabu siliwangi (raja pajajaran sunda) yang beragama hindu dengan subanglarang (raja mangkubumi mertasinga/singapura)

3.      Saluran pendidikan

Perkembangan Islam semakin meluas mendorong munculnya para ulama dan mubaligh. Di pondok-pondok pesantren, kaum muda (santri) dari berbagai daerah dan kalangan menimba pengetahuan tentang Islam. Pesantren-pesantren awal yang berdiri pada saat itu diantaranya sebagai berikut:

-          Pesantren ampel denta (surabaya) yang didirikan oleh Sunan Ampel

-          Pesantren Sunan Giri (surabaya) yang didirikan oleh Sunan Giri

Selain itu ulama kiai diminta menjadi penasihat agama atau guru bagi para bangsawan keraton.

1.      Saluran ajaran tasawuf

Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan hikayat dari masyarakat setempat. Ajaran ini mudah berkembang terutama di jawa, karena ajaran Islam melalui tasawuf di sesuaikan melalui pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama hindu. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal antara lain:

Hamzah Al-Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Sunan Bonang, Syeikh Siti Jenar, dan Sunan Panggung.

 

2.      Saluran dakwah

Penyebaran Islam tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali yang menyebarkan Islam dengan cara berdakwah, yang disebut juga Walisongo. Mereka dikenal telah memiliki ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap Agama Islam.

a)      Sunan Gresik

Sunan Gresik datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 M. Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa.

b)      Sunan Gunung Jati

Dengan nama Syarif Hidayatullah atau Falatehan, wali keturunan Arab dari gujarat ini (bapaknya seorang mubaligh danh musafir besar bernama Syarif Abdullah dan ibunya bernama Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi) berjasa menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

c)      Sunan Ampel

Sunan yang lahir tahun 1401 dengan nama asli Raden Rahmat ini adalah pendiri pesantren Ampel Denta (surabaya) dan juga salah seorang pemrakarsa pembangunan Masjid Demak.

d)     Sunan Giri

Sunan bernama asli raden paku adalah salah seorang santri sunan Ampel. Ia mendirikan pesantren Giri. Banyak santrinya berasal dari Maluku untuk menyebarkan Agama Islam disana.

e)      Sunan Bonang    

Sunan dengan nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahum ini juga seorang seniman yang menciptakan gending Jawa, Bonang dan Durma.

f)       Sunan Kudus

Sunan dengan nama asli raden ja’far shadiq ini adalah putra dari raden usman haji atau sunan ngudung dari jipang (blora, jawa tengah). Selain menguasai ilmu agama, ia banyak berguru pada sunan Kalijaga.

g)      Sunan Kalijaga

Sunan dengan nama asli raden said ini awalnya seorang tumenggung Majapahit, yang masuk Islam karena pengaruh Sunan Bonang. Ia juga mengenalkan tradisi Sekaten, yaitu peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang sampai sekarang masih di laksanakan oleh beberapa keraton di Jawa.

h)      Sunan Muria

Sunan  dengan nama asli Raden Umar Said ini adalah putra dari Sunan Kalijaga. Ia tinggal di kaki gunung muria, jawa tengah. Gaya berdakwahnya banyak mengambil ayahnya namun, berbeda dari sang ayah, suna muria lebih suka tinggal dan menyebarkan Islam di daerah yang sangat terpencil.

i)        Sunan Drajat

Sunan dengan nama Maunat Syarifuddin ini menyebarkan agam Islam di daerah tuban Jawa Timur. Ia dikenal berjiwa sosial karena sangat peduli terhadap kaum miskin dan duafa. Ia menciptakan gending Jawa, Pangkur.

 

3.      Saluran Kesenian

Agama Islam juga disebarkan melalui kesenian. Beberapa bentuknya telah disebutkan, seperti wayang (oleh sunan Kalijaga), gamelan (oleh Sunan Bonang), serta gending (lagu-lagu yang berisi syair-syair nasihat dan dasar-dasar ajaran Islam.

Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah tetapi diperkaya dengan seni Islam (proses tersebut disebut dengan akulturasi). Seni sastra juga berkembang pesat: banyak buku tentang tasawuf, hikayat, dan babad sadur ke dalam bahasa melayu.

Rabu, 02 September 2020

Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia

 A.      Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia

1.      Teori Waisya

o   Teori ini dikemukakan oleh N. J. Krom, didasarkan pada alasan bahwa motivasi terbesar datangnya bagsa India ke Indonesia adalah untuk berdagang. Golongan terbesar yang datang ke Indonesia adalah para pedagang India (Kasta Waisya). Selanjutnya, mereka aktif melakukan hubungan sosial, tidak saja denan masyarakat Indonesia secara umum, tetapi juga dengan pemimpin kelompok masyarakat. Lewat interaksi itu, mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan kebudayaan mereka.

Namun teori ini diragukan kebenarannya.

2.      Teori Ksatria

o   Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch, menurutnya pada masa lampau di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang berusaha mendirikan koloni koloni baru sebagai tempat tinggalya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu.

Namun teori ini mempunyai kelemahan yaitu tidak adanya bukti tertulis bahwa pernah terjadi koloni oleh para ksatria India.

3.      Teori Brahmana

o   Teori ini dikemukakan J.C. Van Leur, menurutnya para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di India. Teori ini didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indonesia, terutama prasasti-prasasti berbahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya digunakan dalam kita suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan brahmana yang mengerti dan menguasainya.

4.      Teori Arus Balik

o   Teori ini dikemukakan oleh G. Coedes ini, menururnya berkembangnya pengaruh dan kebudayaan India ini dilakukan oleh bangsa Inonesia sendiri. Bangsa Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India, mereka membawa pengetahuan tentang agama dan kebudayaan di India.


Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

1.       Kerajaan Kutai

a.       Lokasi dan sumber sejarah

-          Merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia

-          Berdiri sekitar abad IV, berlokasi di Kutai, Kalimantan Timur

-          Bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah temuan prasasti yang ditulis di atas tujuh buah yupa (tugu batu). Prasasti yang ditemukan di daerah hulu Sungai Mahakam sekitar tahun 1879-1940 ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta

-          Raja saat itu ada Mulawarman, yang dikenal dengan kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana

b.      Keadaan masyarakat dan kehidupan sosial budaya

-          Sumber tentang kerajaan Kutai sangat terbatas. Namun, dari ketujuh yupa dapat disimpulkan beberapa hal berikut :

-          Pertama, disebutnya nama Kudungga yang menurut para sejarawan merupakan nama asli Indonesia. Disebutkan pula, Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman, yang disebut-sebut sebagai pendiri dinasti. Aswawarman memiliki putra bernama Mulawarman. Dua nama terakhir jelas menggunakan bahasa Sansekerta. Mereka adalah raja Kutai yang merupakan orang Indonesia asli dan memeluk agama Hindu.

-          Kedua, Raja Mulawarman melakukan upacara pengurbanan dan memberikan hadian atau sedekah kepada para brahmana sejumlah 20.000 ekor sapi. Hal ini menunjukkan Kerajaan Kutai di bawah Mulawarman cukup kaya dan makmur.

-          Dari letaknya yang tidak jauh dari pantai, Kutai kemungkinan besar menjadi tempat singgah kapal-kapal dagang India yang akan berlayar ke Tiongkok dengan melalui Makasar dan Filipina

-          Pada masa Kerajaan Kutai pula, mulai dikenal kebiasaan menulis di atas batu. Hal ini keberlanjutan dari tradisi megalitik yang sudah ada sebelum masuknya pengaruh Hindu yaitu dalam bentuk menhir dan pundan berundak

-          Hal ini dilakukan sebab di India tidak ditemukan kebiasaan menulis diatas tugu batu. Di sini tampak terjadi percampuran antara kebudayaan Hindu dan kebudayaan asli yang telah berkembang pada zaman praaksara

-          Kerajaan Kutai (bercorak Hindu) berakhir saat raja Kutai Maharaja Dharma Setia tewas ditangan raja Kutai Kartanegara ke 13 Aji Pangeran Anum Panji Mendapa (Kerajaan Islam)

2.       Kerajaan Tarumanagara

a.       Lokasi dan sumber sejarah

-          Terletak di wilayah Jawa Barat, dibuktikan dengan adanya sejumlah prasasti di daerah sekitar Bogor dan Banten

-          Kerajaan ini diperkirakan ada sejak abad V (sejaman dengan kerajaan Kutai)

-          Kata taruma berasal dari kata tarum yang berarti nila. Sampai sekarang nama ini masih dapat kita jumpai sebagai nama Sungai, yaitu Sungai Citarum.

-          Raja yang memerintah bernama Purnawarman

-          Menurut prasasti Tugu, wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh Jawa Barat, yaitu membentang dari Banten, Jakarta, Bogor, hingga Cirebon

b.      Kondisi sosial-politik kerajaan

-          Pada masa kerajaan Tarumanagara, kondisi sosialnya cukup makmur. Penduduknya hidup dari hasil pertanian

-          Pada akhir masa pemerintahan raja Tarumanagara yang  terkahir, Sri Maharaja Linggawarman (memerintah 666-669 M), Kerajaan Tarumanagara pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Sunda,  yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Tarumanagara di bawah kekuasaan menantunya bernama Tarusbawa, dan kerajaan Galuh di bawah Wretikandayun. 

3.       Kerajaan Pajajaran (Sunda)

a.       Lokasi dan sumber sejarah

-          Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda, sebuah kerajaan yang selama beberapa abad (abad VII-XVI) pernah berdiri di wilayah barat Pulau Jawa (Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagaian Jawa Tengah)

-          Pada masa lalu di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga kerajaan Sunda sering disebut Kerajaan Pajajaran yang bercorak Hindu dan Buddha.

-          Informasi penting di atas baru diketahui ketika ditemukan Prasasti Canggal (732 M). Prasasti ini menyebutkan seorang bernama Sanjaya membangun sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Siwa di daerah Gunung Wukir, Jawa Tengah.

Kamis, 16 Juli 2020

Kondisi Ekonomi dan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Demokrasi Terpimpin

A.    Kondisi Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin

-          Pergantian kabinet dalam waktu singkat menjadikan keadaan politik menjadi tidak stabil dan membahayakan kelangsungan pemerintah RI.

-          Untuk mengatasi permasalahan, muncul gagasan melasanakan model pemerontahan Demokrasi Terpimpin dengan cara kembali kepada UUD 1945.

-          Tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit (Dekrit Presiden) yang isinya adalah dibubarkannya Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, dibentuknya MPRS dan DPAS.

-          Tujuan Demokrasi Terpinpin adalah menata kembali kehidupan politik dan pemerintahan yang tidak stabil pada masa Demokrasi Liberal berdasarkan UUD 1945.

-          Namun pada pelaksanaannya terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap UUD 1945 dan pemerintah cenderung sentralisitik karena terpusat pada Presiden saja. Posisi Presiden sangat kuat dan berkuasa.

-          Bentuk-bentuk pelanggaran pada masa Demokrasi Terpimpin:

1)      Prosedur pembentukan MPRS diangkat oleh Presiden, seharusnya melalui pemilu.

2)      Prosedur pembentukan DPAS anggota ditunjuk oleh Presiden dan diketuai oleh presiden. Padahal tugas dari DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan memberi usulan kepada pemerintah.

3)      Prosedur Dewan Permusyawaratan Rakyat Gotong Royong, karena anggotanya ditunjuk presiden dan DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan. Padahal kedudukan DPR dan Presiden seimbang.

4)      Penetapan Manifesto Politik RI sebagai Garis-garis Benar Haluan Negara. Seharusnya GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR.

5)      Pengangkatan Presiden seumur hidup.

6)      Penyimpangan Politik Luar Negeri Bebas Aktif. Penyimpangan ini dilakukan dengan melaksanakan politik poros. Hak ini berarti Indonesia lebih memihak blok sosial-kominis, padahal Indonesia merupakan salah satu negara anggota Gerakan Nonblok. Dengan begitu politik Indonesia tidak bebas dan aktif lagi.

7)      Sistem pemerintahan pada masa Demokrasi Terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di segala bidang. Setelah posisinya kuat, PKI melakukan pemberontakan yang kita kenal dengan G30S/PKI.

-          Pada saat yang bersamaan Indonesia menghadapi situasi ekonomi yang terus memburuk yang mengakibatkan harga-harga barang kebutuhan pokok melabung tinggi.

-          Peristiwa G30S/PKI dan melambungnya harga-harga barang pokok memicu terjadinya demonstrasi dan kekacauan di berbagai tempat.

-          Untuk memulihkan keamanan, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perinah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah. (Supersemar)

-          Rencana pembentukan Federasi Malaysia menimbulkan perselisihan dengan Malaysia, yang terkenal dengan nama Konfrontasi terhadap Malaysia (1963-1964). Indonesia menganggap bahwa pembentukan Federasi Malaysia merupakan proyek Neokolonialisme (Nekolim) Inggris, yang membahayakan revolusi Indonesia.

-          Puncak Konfrontasi, Presiden Soekarno mengeluarkan Dwikora (Dwi Komando Rakyat), yang isinya:

1)      Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia

2)      Membantu perjuangan revolusioner rakyat di Malaysia, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk menggagalkan negara boneka Nekolim, Malaysia.

-          Pada Masa Demokrasi Terpimpin, masalah pengembalian Irian Barat kembali ditegaskan dengan perjuangan, diantaranya :

1)      Perjuangan melalui jalur diplomasi

2)      Perjuangan melalui jalur konfrontasi politik dan ekonomi

3)      Perjuangan melalui jalur konfrontasi militer

4)      Akhir perjuangan Pengembalian Irian Barat

5)      Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

 

Ø  Perjuangan melalui jalur Diplomasi

-          Diplomasi secara bilateral dilakukan langsung dengan pihak Belanda mulai tahun 1950 pada waktu Kabinet Natsir dan kabinet-kabinet berikutnya.

-          Diplomasi multilateral dilakukan Kabinet Ali Sasroamijoyo I di forum Konferensi Asia-Afrika dan Diplomasi internasional di forum PBB.

Ø  Perjuangan Melalui Jalur Konfrontasi Politik dan Ekonomi

-          Tanggal 13 Februari 1956, Indonesia membatalkan ikatan Uni Indonesia-Belanda.

-          Tanggal 3 Mei 1956, Indonesia membatalkan persetujuan KMB.

-          Tanggal 17 Agustus 1956, membentuk provinsi Irian Bara dengan ibukota Soasiu dan Sultan Tidore, Zainal Abidin Syah diangkat sebagai gubernurnya.

-          Pada tahun 1957 dilakukan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air. Tanggal 18 November 1957, di Jakara diadakan rapat umum pembebasan Irian Barat.

-          Tanggal 17  Agustus 1960, Pemerintah RI secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Kerajaan Belanda.

 

B.     Kondisi Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

-          Perekonomian Indonesia masih menghadapi berbagai masalah ekonomi, seperti beban ekonomi dan keuangan yang harus di tanggung oleh Indonesia sebagaimana yang disepakati dalam KMB, defisit keuangan, serta upaya mengibah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional yang tersendat-sendat. 

-          Beban ekonomi dan keuangan sesuai kesepakatan KMB adalah berupa utang luar negeri dan utang dalam negeri.

-          Tanggungan beban ekonomi dan keuangan sesuai hasil KMB yang membuat defisit  dapat dikurangi dengan pinjaman pemerintah. Kemudian Indonesia mendapat kredit pinjaman dari  Uni Indonesia-Belanda. Selanjutnya Indonesia juga mendapatkan kredit dari Exim Bank of Washington yang sebagian digunakan untuk pembangunan prasarana ekonomi seperto proyek-proyek pengangkutan automotif, pembangunan jalan raya, telekomunikasi, kertea api, dan perhubungan udara.

-          Upaya pemerintah mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional dengan cara memberi bantuan kredit kepada pengusaha-pengusaha pribumi agar usahanya dapat berkembang maju dan perubahan struktur ekonomi akan tercapai. Namun pada kenyataanya, bantuan kredit ini tidak efektif sehingga program pemerintah tidak berhasil dan justru menjadi salah satu sumber defisit.

-          Sehingga dilakukan berbagai upaya antara lain :

a.       Gunting Syafruddin

·         Merupakan kebijakan pemotongan uang/sanering. Caranya dengan memotong semua uang yang bernilai Rp 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.

·         Merupakan kebijakan menteri keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa RIS.

·         Tindakan ini dilakukan tangga 20 Maret 1950 dan melalui tindakan ini jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

b.      Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

·         Usaha pemerintah untuk mengubag struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional/pembangunan ekonomi Indonesia. Tujuannya:

·         Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

·         Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.

·         Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

c.       Sistem ekonomi gerakan benteng

·         Di mulai pada bulan April 1950. selama 3 tahun sebanyak 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit program ini.

·         Tapi tujuan tidak tercapai dengan baik, karena disebabkan oleh:

·         Para pengusaha pribumi tidak dapat besaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.

·         Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.

·         Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.

·         Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.

·         Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.

·         Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.

d.      Nasionalisasi De Javache Bank

·         Pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi de javache bank.

·         Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemeritnah Belanda, hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter.

·         Tujuan nasionalisasi De Javache Bank adalah menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan.

e.       Sistem Ekonomi Ali-Baba

·         Diprakarsai oleh mentri keuangan pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I, Mr. Iskaq Tjokroadisurjo.

·         Sistem ini merupakan bentuk kerja sama ekonomi antara pengusaha pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha nonpribumi (khususnya China) yang diidentikkan dengan Baba.

·         Tujuannya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi.


TUGAS SEJARAH X KERAJAAN ISLAM

1. Carilah 5 Kerajaan Islam yang ada di Indonesia 2. Jelaskan tentang awal berdirinya kerajaan, raja-rajanya, masa kejayaan, masa keruntuhan...