Kamis, 16 Juli 2020

Kondisi Ekonomi dan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Demokrasi Terpimpin

A.    Kondisi Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin

-          Pergantian kabinet dalam waktu singkat menjadikan keadaan politik menjadi tidak stabil dan membahayakan kelangsungan pemerintah RI.

-          Untuk mengatasi permasalahan, muncul gagasan melasanakan model pemerontahan Demokrasi Terpimpin dengan cara kembali kepada UUD 1945.

-          Tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit (Dekrit Presiden) yang isinya adalah dibubarkannya Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, dibentuknya MPRS dan DPAS.

-          Tujuan Demokrasi Terpinpin adalah menata kembali kehidupan politik dan pemerintahan yang tidak stabil pada masa Demokrasi Liberal berdasarkan UUD 1945.

-          Namun pada pelaksanaannya terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap UUD 1945 dan pemerintah cenderung sentralisitik karena terpusat pada Presiden saja. Posisi Presiden sangat kuat dan berkuasa.

-          Bentuk-bentuk pelanggaran pada masa Demokrasi Terpimpin:

1)      Prosedur pembentukan MPRS diangkat oleh Presiden, seharusnya melalui pemilu.

2)      Prosedur pembentukan DPAS anggota ditunjuk oleh Presiden dan diketuai oleh presiden. Padahal tugas dari DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan memberi usulan kepada pemerintah.

3)      Prosedur Dewan Permusyawaratan Rakyat Gotong Royong, karena anggotanya ditunjuk presiden dan DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan. Padahal kedudukan DPR dan Presiden seimbang.

4)      Penetapan Manifesto Politik RI sebagai Garis-garis Benar Haluan Negara. Seharusnya GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR.

5)      Pengangkatan Presiden seumur hidup.

6)      Penyimpangan Politik Luar Negeri Bebas Aktif. Penyimpangan ini dilakukan dengan melaksanakan politik poros. Hak ini berarti Indonesia lebih memihak blok sosial-kominis, padahal Indonesia merupakan salah satu negara anggota Gerakan Nonblok. Dengan begitu politik Indonesia tidak bebas dan aktif lagi.

7)      Sistem pemerintahan pada masa Demokrasi Terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di segala bidang. Setelah posisinya kuat, PKI melakukan pemberontakan yang kita kenal dengan G30S/PKI.

-          Pada saat yang bersamaan Indonesia menghadapi situasi ekonomi yang terus memburuk yang mengakibatkan harga-harga barang kebutuhan pokok melabung tinggi.

-          Peristiwa G30S/PKI dan melambungnya harga-harga barang pokok memicu terjadinya demonstrasi dan kekacauan di berbagai tempat.

-          Untuk memulihkan keamanan, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perinah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah. (Supersemar)

-          Rencana pembentukan Federasi Malaysia menimbulkan perselisihan dengan Malaysia, yang terkenal dengan nama Konfrontasi terhadap Malaysia (1963-1964). Indonesia menganggap bahwa pembentukan Federasi Malaysia merupakan proyek Neokolonialisme (Nekolim) Inggris, yang membahayakan revolusi Indonesia.

-          Puncak Konfrontasi, Presiden Soekarno mengeluarkan Dwikora (Dwi Komando Rakyat), yang isinya:

1)      Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia

2)      Membantu perjuangan revolusioner rakyat di Malaysia, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk menggagalkan negara boneka Nekolim, Malaysia.

-          Pada Masa Demokrasi Terpimpin, masalah pengembalian Irian Barat kembali ditegaskan dengan perjuangan, diantaranya :

1)      Perjuangan melalui jalur diplomasi

2)      Perjuangan melalui jalur konfrontasi politik dan ekonomi

3)      Perjuangan melalui jalur konfrontasi militer

4)      Akhir perjuangan Pengembalian Irian Barat

5)      Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

 

Ø  Perjuangan melalui jalur Diplomasi

-          Diplomasi secara bilateral dilakukan langsung dengan pihak Belanda mulai tahun 1950 pada waktu Kabinet Natsir dan kabinet-kabinet berikutnya.

-          Diplomasi multilateral dilakukan Kabinet Ali Sasroamijoyo I di forum Konferensi Asia-Afrika dan Diplomasi internasional di forum PBB.

Ø  Perjuangan Melalui Jalur Konfrontasi Politik dan Ekonomi

-          Tanggal 13 Februari 1956, Indonesia membatalkan ikatan Uni Indonesia-Belanda.

-          Tanggal 3 Mei 1956, Indonesia membatalkan persetujuan KMB.

-          Tanggal 17 Agustus 1956, membentuk provinsi Irian Bara dengan ibukota Soasiu dan Sultan Tidore, Zainal Abidin Syah diangkat sebagai gubernurnya.

-          Pada tahun 1957 dilakukan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air. Tanggal 18 November 1957, di Jakara diadakan rapat umum pembebasan Irian Barat.

-          Tanggal 17  Agustus 1960, Pemerintah RI secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Kerajaan Belanda.

 

B.     Kondisi Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

-          Perekonomian Indonesia masih menghadapi berbagai masalah ekonomi, seperti beban ekonomi dan keuangan yang harus di tanggung oleh Indonesia sebagaimana yang disepakati dalam KMB, defisit keuangan, serta upaya mengibah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional yang tersendat-sendat. 

-          Beban ekonomi dan keuangan sesuai kesepakatan KMB adalah berupa utang luar negeri dan utang dalam negeri.

-          Tanggungan beban ekonomi dan keuangan sesuai hasil KMB yang membuat defisit  dapat dikurangi dengan pinjaman pemerintah. Kemudian Indonesia mendapat kredit pinjaman dari  Uni Indonesia-Belanda. Selanjutnya Indonesia juga mendapatkan kredit dari Exim Bank of Washington yang sebagian digunakan untuk pembangunan prasarana ekonomi seperto proyek-proyek pengangkutan automotif, pembangunan jalan raya, telekomunikasi, kertea api, dan perhubungan udara.

-          Upaya pemerintah mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional dengan cara memberi bantuan kredit kepada pengusaha-pengusaha pribumi agar usahanya dapat berkembang maju dan perubahan struktur ekonomi akan tercapai. Namun pada kenyataanya, bantuan kredit ini tidak efektif sehingga program pemerintah tidak berhasil dan justru menjadi salah satu sumber defisit.

-          Sehingga dilakukan berbagai upaya antara lain :

a.       Gunting Syafruddin

·         Merupakan kebijakan pemotongan uang/sanering. Caranya dengan memotong semua uang yang bernilai Rp 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.

·         Merupakan kebijakan menteri keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa RIS.

·         Tindakan ini dilakukan tangga 20 Maret 1950 dan melalui tindakan ini jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

b.      Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

·         Usaha pemerintah untuk mengubag struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional/pembangunan ekonomi Indonesia. Tujuannya:

·         Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

·         Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.

·         Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

c.       Sistem ekonomi gerakan benteng

·         Di mulai pada bulan April 1950. selama 3 tahun sebanyak 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit program ini.

·         Tapi tujuan tidak tercapai dengan baik, karena disebabkan oleh:

·         Para pengusaha pribumi tidak dapat besaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.

·         Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.

·         Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.

·         Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.

·         Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.

·         Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.

d.      Nasionalisasi De Javache Bank

·         Pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi de javache bank.

·         Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemeritnah Belanda, hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter.

·         Tujuan nasionalisasi De Javache Bank adalah menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan.

e.       Sistem Ekonomi Ali-Baba

·         Diprakarsai oleh mentri keuangan pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I, Mr. Iskaq Tjokroadisurjo.

·         Sistem ini merupakan bentuk kerja sama ekonomi antara pengusaha pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha nonpribumi (khususnya China) yang diidentikkan dengan Baba.

·         Tujuannya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS SEJARAH X KERAJAAN ISLAM

1. Carilah 5 Kerajaan Islam yang ada di Indonesia 2. Jelaskan tentang awal berdirinya kerajaan, raja-rajanya, masa kejayaan, masa keruntuhan...